Di Sulawesi Selatan, kebutuhan darah yang tidak selalu terpenuhi memicu lahirnya sebuah solusi teknis yang sederhana namun bernilai sosial tinggi. Ahyar Muawwal adalah salah satu inisiator di balik Darah Kita, sebuah platform yang menghubungkan orang yang membutuhkan darah dengan calon pendonor melalui ponsel pintar. Inisiatif ini menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi lokal dapat menjawab masalah nyata di tingkat komunitas.
Akhir 2017 menjadi titik awal perjalanan Darah Kita ketika Ahyar bersama rekan-rekannya merilis versi uji coba. Tim pengembang yang terbentuk meliputi Firmansyah Ibrahim dan Zulkarnain Mahsyur, bekerja dari basis di Palopo dan Makassar. Motivasi mereka sangat personal, yakni pengalaman kesulitan menemukan pendonor untuk pasien ketika metode tradisional seperti broadcast pesan tidak efektif memaksa mereka mencari cara yang lebih cepat dan terkoordinasi. Dengan fokus pada kemudahan penggunaan, mereka merancang aplikasi yang memungkinkan pencari darah memasukkan golongan darah dan lokasi, lalu menjangkau calon pendonor terdekat secara langsung melalui fitur chat.
Sekilas Tentang Darah Kita
Fungsi utama Darah Kita memang sederhana namun fungsional. Pengguna dapat mendaftar sebagai pendonor atau pencari, memilih golongan darah, dan melihat daftar calon pendonor di sekitar. Ada pula fitur yang menyerupai crowdfunding tetapi dalam bentuk kebutuhan jumlah kantong darah sehingga keluarga pasien bisa mengumpulkan donor hingga tercapai kuantitas yang diperlukan. Darah Kita dirilis untuk platform Android terlebih dahulu untuk menjangkau pengguna di wilayah yang menjadi target awal.
Di luar aspek teknis, Darah Kita mengedepankan pendekatan komunitas. Tim melakukan sosialisasi lewat kegiatan donor bersama, kolaborasi dengan mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan relawan setempat untuk membangun kepercayaan publik. Pendekatan gabungan antara aksi lapangan dan teknologi terbukti meningkatkan jumlah pendonor terdaftar dan mempercepat respons saat kondisi darurat.
Dampak praktisnya tampak pada waktu pencarian pendonor yang semakin singkat di kota-kota tempat aplikasi aktif. Di banyak daerah di luar ibu kota, distribusi stok darah sering timpang sehingga keluarga pasien harus mencari pendonor sendiri. Dengan adanya platform penghubung, keluarga pasien mendapat jalur komunikasi tambahan selain layanan resmi seperti Unit Donor Darah PMI, sehingga peluang mendapatkan kantong darah menjadi lebih besar.
Apresiasi SATU Indonesia Awards
Pengakuan atas upaya tersebut datang ketika Darah Kita mendapat perhatian di tingkat nasional. Pada 2022, Ahyar Muawwal tercatat sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards dalam kategori bidang teknologi, dan itu menjadi sebuah pengakuan terhadap kontribusi inovatif anak muda yang berdampak sosial. Penghargaan ini tidak hanya memberi pengakuan moral tetapi juga akses untuk pembinaan dan peluang pengembangan skala layanan.
Meski demikian, tantangan operasional masih nyata. Keberlanjutan aplikasi membutuhkan basis pengguna yang aktif, integrasi data stok darah dengan sistem resmi, serta mekanisme verifikasi medis untuk mengurangi risiko transfusi. Pembiayaan dan dukungan institusional juga krusial agar layanan dapat terus beroperasi dan berevolusi menjadi mitra yang lebih kuat bagi rumah sakit dan PMI.
Sejak diluncurkan, cakupan Darah Kita berkembang perlahan sesuai kapasitas tim. Mayoritas pengguna awal berlokasi di Sulawesi Selatan, terutama Makassar dan Palopo, namun tim terus berupaya meluaskan jangkauan lewat kampanye digital dan kerja sama lokal. Versi aplikasi juga terus diperbarui untuk memperbaiki pengalaman pengguna dan menambah fitur komunikasi agar koordinasi donor lebih lancar.
Bagi masyarakat yang ingin terlibat, tersedia dua peran sederhana, yakni menjadi pendonor yang rutin mendaftarkan ketersediaan darahnya, atau menjadi penyebar informasi yang membantu mempermudah proses pengumpulan donor saat dibutuhkan. Institusi kesehatan dan organisasi masyarakat juga diundang untuk bersinergi sehingga sistem pencarian darah menjadi lebih terpadu antara jalur resmi dan inisiatif komunitas. Upaya bersama ini pada akhirnya menegaskan bahwa ketersediaan darah adalah tanggung jawab bersama.
Kisah Ahyar dan Darah Kita menegaskan nilai solusi yang lahir dari kebutuhan langsung masyarakat. Inovasi tidak selalu memerlukan laboratorium besar atau modal besar; seringkali gagasan yang lahir dari pengalaman pribadi dan dilakukan secara kolaboratif dapat menyelamatkan nyawa. Satu kantong darah yang berhasil dicari lewat sebuah aplikasi adalah bukti bahwa gerakan kecil bisa berdampak besar. Setiap donor adalah harapan bagi nyawa yang menanti sekarang.














